Genus Paphiopedilum diperkirakan memiliki 60 atau 70 spesies, anggrek ini banyak ditemui di Himalaya, Asia Selatan, Indonesia terutama di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Papua. Anggrek yang dijuluki sebagai anggrek kantung ini hidup ideal pada temperatur 18,5 sampai 20 derajat Celcius. Golongan ini juga dikenal sebagai anggrek ‘sandal nona’ atau ‘lady slipper’, dinamakan demikian karena bibir bunganya menyerupai sebuah kantung besar dan mirip sebuah sandal. Selain sebutan diatas anggrek ini juga sering diberi alias sebagai anggrek kasut.
Jenis anggrek Paphiopedilum pada umumnya bersifat seperti anggrek tanah, tumbuh diantara kerindangan tanaman lain. Beberapa diantaranya tumbuh sebagai epiphyt pada cabang-cabang dahan pepohonan. Tidak seperti kebanyakan anggrek, tanaman ini tidak memiliki buhul-buhul palsu tetapi memproduksi tunas dengan lima sampai enam daun per buhulnya. Pertumbuhan-pertumbuhan barunya bertambah setiap tahun dan bergabung menjadi satu menjadi satu kesatuan tanaman(rumpun). Warna daun berkisar antara hijau tua polos ataupun hijau tua berbintik merah atau lembayung muda pada punggungnya. Pada spesies-spesies lain ada yang berbintik-bintik warna kontras terang dan gelap. Dedaunan yang indah inilah yang membuat anggrek ini menjadi menarik dinikmati sepanjang tahun.
Ada beberapa nama dari Indonesia yang sangat terkenal sampai ke benua Eropa sebut saja Paphiopedilum superbiens var. curtisii dari Sumatra, Paphiopedilum glaucophyllum dari Jawa dan dua yang lainnya berasal dari tanah Dayak yaitu Paphiopedilum dayanum serta Paphipedilum rothschildianum. Belakangan muncul lagi dua nama yang berasal dari Kalimantan yaitu Paphiopedilum supardii dari Kalimantan Selatan dan Paphiopedilum kolopakingii dari Kalimantan Tengah.
Beberapa Paphiopedilum lain yang juga sangat populer :
Disarikan dari berbagai sumber
Anggrek kasut kumis (Paphiopedilum chamberlainianum)
Anggrek kasut berbulu (Phapiopedilum glaucophyllum)
Jenis anggrek Paphiopedilum pada umumnya bersifat seperti anggrek tanah, tumbuh diantara kerindangan tanaman lain. Beberapa diantaranya tumbuh sebagai epiphyt pada cabang-cabang dahan pepohonan. Tidak seperti kebanyakan anggrek, tanaman ini tidak memiliki buhul-buhul palsu tetapi memproduksi tunas dengan lima sampai enam daun per buhulnya. Pertumbuhan-pertumbuhan barunya bertambah setiap tahun dan bergabung menjadi satu menjadi satu kesatuan tanaman(rumpun). Warna daun berkisar antara hijau tua polos ataupun hijau tua berbintik merah atau lembayung muda pada punggungnya. Pada spesies-spesies lain ada yang berbintik-bintik warna kontras terang dan gelap. Dedaunan yang indah inilah yang membuat anggrek ini menjadi menarik dinikmati sepanjang tahun.
Ada beberapa nama dari Indonesia yang sangat terkenal sampai ke benua Eropa sebut saja Paphiopedilum superbiens var. curtisii dari Sumatra, Paphiopedilum glaucophyllum dari Jawa dan dua yang lainnya berasal dari tanah Dayak yaitu Paphiopedilum dayanum serta Paphipedilum rothschildianum. Belakangan muncul lagi dua nama yang berasal dari Kalimantan yaitu Paphiopedilum supardii dari Kalimantan Selatan dan Paphiopedilum kolopakingii dari Kalimantan Tengah.
Beberapa Paphiopedilum lain yang juga sangat populer :
- Paphiopedilum gigantifolium
- Paphiopedilum tonsum
- Paphiopedilum javanicum
- Paphiopedilum callosum
- Paphiopedilum barbatum
- Paphiopedilum bellatulum
- Paphiopedilum spicerianum
- Paphiopedilum villosum
- Paphiopedilum insigne
- Paphiopedilum niveum
Paphiopedilum superbiens var. curtisii
Paphiopedilum bellatulum
Disarikan dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar